Arsip Kategori: makalah perpustakaan

Peran Perpustakaan LSM/NGO dalam Membangun Peradaban Bangsa
Oleh: Tarto

Keberadaan perpustakaan tidak dapat dipisahkan dari peradaban dan budaya umat manusia. Tinggi rendahnya peradaban dan budaya suatu bangsa dapat dilihat dari kondisi perpustakaan yang dimiliki. Hal itu karena ketika manusia purba mulai menggores dinding gua tempat mereka tinggal, sebenarnya mereka mulai merekam pengetahuan mereka untuk diingat dan disampaikan kepada pihak lain. Mereka menggunakan tanda atau gambar untuk mengekspresikan pikiran dan/atau apa yang dirasakan serta menggunakan tanda-tanda dan gambar tersebut untuk mengkomunikasikannya kepada orang lain. Waktu itulah eksistensi dan fungsi perpustakaan mulai disemai. Penemuan mesin cetak, pengembangan teknik rekam, dan pengembangan teknologi digital yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi mempercepat tumbuh-kembangnya perpustakaan. Pengelolaan perpustakaan menjadi semakin kompleks. Dari sini awal mulai berkembang ilmu dan teknik mengelola perpustakaan.

Perpustakaan sebagai sistem pengelolaan rekaman gagasan, pemikiran pengalaman, dan pengetahuan umat manusia, mempunyai fungsi utama melestarikan hasil budaya umat manusia tersebut, khususnya yang berbentuk dokumen karya cetak dan karya rekam lainnya, serta menyampaikan gagasan, pemikiran, pengalaman, dan pengetahuan umat manusia itu kepada generasi-generasi selanjutnya. Sasaran dari pelaksanaan fungsi ini adalah terbentuknya masyarakat yang mempunyai budaya membaca dan belajar sepanjang hayat.
Dalam Undang-Undang Perpustakaan No 43 Tahun 2007 Pasal 1 ayat 1 manyatakan Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi
para pemustaka. Di Undang-Undang Perpustakaan Pasal 1 ayat 7 menyatakan bahwa Perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang diperuntukkan secara terbatas bagi pemustaka di lingkungan lembaga pemerintah, lembaga masyarakat, lembaga pendidikan keagamaan, rumah ibadah, atau organisasi lain. Pada hal ini perpustakan LSM/NGO termasuk perpustakaan khusus.
Menurut Undang-Undang Perpustakaan NO 43 Tahun 2007 Pasal 25 yang berbunyi ”Perpustakaan khusus menyediakan bahan perpustakaan sesuai dengan kebutuhan pemustaka di lingkungannya”. Perpustakaan khusus memberikan layanan kepada pemustaka dilingkungannya dan secara terbatas memberikan layanan kepada pemustaka di luar lingkungannya. Pemustaka adalah pengguna perpustakaan, yaitu perseorangan kelompok orang, masyarakat, atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan. Kegiatan membaca bagi masyarakat di Indonesia menjadi semakin bermasalah di tengah maraknya era multimedia. Ketidaksukaan seorang anak akan buku bacaan seringkali disebabkan karena anak belum mengerti manfaat membaca buku. Oleh karena itu, peran perpustakaan LSM/NGO sangat diperlukan untuk sarana perpustakaan yang mudah dijangkau murah, dan bermutu. Yang nantinya memberikan pengertian akan pentingnya membaca buku.

Perpustakaan Simbol peradaban seperti dikatakan Kepala Perpustakaan UIN Suska Riau Drs Suhaimi D MSi menyebutkan, dalam sejarah Islam, perpustakaan merupakan simbol peradaban. Majunya peradaban Islam ketika itu ditandai dengan banyak diterbitkannya buku oleh ulama. Perpustakaan yang dibuat megah oleh Pemerintah Provinsi Riau, ini merupakan langkah maju bagi daerah ini, apalagi Riau dicetuskan sebagai Pusat Kebudayaan di Asia Tenggara.( Riaupos(25/3/2008)

Peran perpustakaan sebagai ruang dialog yang melampaui batas-batas ruang dan waktu. Pada aras konteks, perpustakaan pun akan melintas-lintas pada dunia realitas dan maya, dan antara dunia lokal dan global. Perpustakaan sebagai ruang dialog peradaban dan yang bermain dalam proses modal komunikasi, dengan demikian, memiliki fungsi jelas dalam sistem sosial. Perpustakaan menjadi penanding budaya konsumtif yang serba instan hasil dari logika pasar neo-liberal. Perpustakaan tak hanya menyediakan segepok informasi, namun menyodorkan berbagai alternatif untuk sebuah agenda rekonstruksi kebudayaan. Dalam artian ini, maka peran perpustakaan LSM/NGO adalah sebagai agen dalam proyek strategi kebudayaan.
Proyek strategi kebudayaan ini menyebabkan perpustakaan tak hanya digunakan untuk pelayanan institusi pendidikan semacam universitas dan sekolah, namun mesti hadir sebagai mediasi dalam proses komunikasi sosial masyarakat. Perpustakaan LSM/NGO tak hanya bermanfaat untuk para pelajar dan mahasiswa, namun penting pula bagi masyarakat luas terutama kaum Masyarakat di daerah terpencil, terisolasi atau terbelakang akibat faktor geografis berhak mendapatkan layanan perpustakaan sesuai dengan kondisi setempat
Perpustakaan LSM/NGO akan memiliki fungsi sebagai pencatat peristiwa, merefleksikan dan menyediakan ruang imajinasi untuk membangun Peradaban bangsa kedepan yang lebih baik. Bagaimana membuka dan melekatkan kembali perpustakaan dengan dinamika masyarakatnya. Perpustakaan tak berdiri megah, terisolasi dari dunia sosial, namun turut aktif mendokumentasikan dan mensosialisasikan problem-problem dan solusi sosial. Pada tataran ini, maka perpustakaan mesti dikelola dengan manajemen yang baik, sehingga perpustakaan tak hanya bersangkut dengan sekedar pinjam-meminjam buku, namun mesti pula menunjukkan dan sekaligus mengajak masyarakat untuk memiliki kesadaran sejarah. Kesadaran sejarah menjadi basis bagi orientasi nilai dan tindakan dalam strategi kebudayaan.
Membangun perpustakaan ideal di era global pun jelas, mesti merekonstruksi fungsi perpustakaan di atas konseptual dan praktis. Pada aras konseptual, perpustakaan yang berfungsi historitas-mediasi dalam sistem sosial menggiring peran, bahwa perpustakaan sebagai agen dalam strategi kebudayaan. Perpustakaan akan menyediakan informasi untuk kerja-kerja refleksi masa lampau, masa kini dan pembayangan tentang masa depan.
Perkembangan perpustakaan berbasis teknologi informasi bagi pengelola perpustakaan dapat membantu pekerjaan di perpustakaan melalui fungsi otomasi perpustakaan, sehingga proses pengelolaan perpustakaan lebih efektif dan efisien. Fungsi otomasi perpustakaan menitikberatkan pada bagaimana mengontrol sistem administrasi layanan secara otomatisl terkomputerisasi. Sedangkan bagi pengguna dapat membantu mencari sumber informasi yang diinginkan dengan menggunakan catalog on-line yang dapat diakses melalui internet, sehingga pencarian informasi dapat dilakukan kapan dan dimanapun ia berada.
Idealnya, setiap perpustakaan memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi untuk mendukung pengelolaan koleksi perpustakaan. Diperlukan beberapa perangkat untuk pengelolaan perpustakaan berbasis Teknologi Informasi. Penerapan teknologi informasi untuk manajemen perpustakaan menjadi keharusan dalam kerja-kerja jaringan. Cukuplah orang bisa memesan buku memperpanjang, peminjaman buku via internet. Maksimalisasi pelayanan perpustakaan dengan demikian akan semakin memudahkan perpustakaan masuk pada dunia sosial kemasyarakatan.
Perpustakaan bukan lagi ruang yang kosong, tumpukan rak, pinjam-meminjam akan tetapi perpustakaan akan berisi pergerakan sosial yang di dalamnya ada komunitas berbagai minat pembaca buku yang nantinya akan mendiskusikan dan menghasilkan gagasan-gagasan yang cemerlang untuk membangun peradaban bangsa dan bahkan bisa menjadi kontrol sosial di masyarakat. Perpustakaan hanya akan menjadikan fasilitator antara pecinta buku dengan pembaca lainnya. Dengan demikian peradaban bangsa akan terbentuk dari perpustakaan LSM.
Gagasan konseptual tersebut akan dapat terlaksana jika kerja-kerja praktis manajemen perpustakaan juga mengalami rekonstruksi. Perpustakaan sebagai historitas-mediasi akan tercapai jika perannya semakin kuat pada konteks, baik dunia relaitas- maya dan dunia lokal-global. Perpustakaan LSM/NGO tidak sekedar pelayan informasi sebuah institusi pendidikan, namun perpustakaan LSM/NGO mesti menjadikan sebuah pergerakan yang didalamnya sebagai kontrol sosial, agen pencerah dan penentu orientasi tindakan untuk membangun peradaban bangsa yang lebih baik.

Tipe Senayan Aksesoris

1. Menambah Item di OPAC
Pada default senayan, item yang muncul di OPAC (bukan di detail) adalah gambar, judul, dan pengarang. Terkadang kita ingin langsung mengetahui item yang lainnya tanpa harus mengklik Detail. Misal ingin mengetahui Call Number. Oleh karena itu kita mesti harus menyertakan Call Number pada daftar di OPAC ini.

Caranya sebagai berikut:
Buka file biblio_list.inc.php yang ada di /lib/biblio_list.inc.php

pada baris (sekitar) 178. Anda akan menemukan:

b.biblio_id,
b.title, b.image
FROM biblio AS b
$_add_sql_str
ORDER BY b.last_update DESC LIMIT $_offset, “.$this->num2show;?>

Tambahkan call number sehingga menjadi:

$_sql_str = “SELECT DISTINCT SQL_CALC_FOUND_ROWS
b.biblio_id, b.call_number,
b.title, b.image
FROM biblio AS b
$_add_sql_str
ORDER BY b.last_update DESC LIMIT $_offset, “.$this->num2show;

call_number merupakan nama field pada tabel biblio pada database Senayan.

Langkah berikutnya:
pada baris 216, tambahkan baris sebagai berikut:

$_biblio_d[‘call_number’] = ‘Call Number: ‘.$_biblio_d[‘call_number’];

Terakhir adalah menampilkan Call Number. hal ini dapat dilakukan dengan mengedit dan menambahkan variabel call_number pada baris ke 241:

$_buffer .= ‘

‘.$_biblio_d[‘title’].’
‘.$_biblio_d[‘call_number’] . “.– ” . $_biblio_d[‘id_temp’];

selesai.

2. Menambah Item pada isian data bibliografi
Pertama: Buat field baru di tabel biblio. Misal Field Tambahan dengan nama field_tambah dengan tipe varchar

Kedua: buka file index.php di /admin/module/bibliografi/index.php
cari tulisan // edit mode messagge, kemudian diatasnya tambahkan kode sebagai berikut:

$form->addTextField(’text’, ‘field_tambah’, ‘Field tambahan’, $rec_d[‘field_tambah’], ’style=”width: 40%;”‘);

Ketiga: cari baris // create sql op object
diatasnya tambahkan baris sebagai berikut:

$data[‘file_tambah’] = trim($dbs->escape_string(strip_tags($_POST[‘file_tambah’])));

Untuk menampilkan dalam detail OPAC, dapat dilakukan dengan mengedit file detail_index_template.html, kemudian menambahkan variabel field_tambah pada daftar yang ada.

3. Menambah jumlah tahun aktif.
Pada Stable5 dan 6, jika kita melihat pada menu tambah anggota dan tambah hari libur, tahun aktif adalah tahun sekarang+1. Jadi jika sekarang 2009, maka kita hanya dapat mengeset keanggotaan sampai pada 2010, dan hari libur sampai dengan 2010.

Padahal, misal di SMU, keanggotaan dapat berlaku sampai dengan 3 tahun. Nah untuk mengubahkan silakan buka file simbio_form_element.inc.php yang ada pada \simbio2\simbio_GUI\form_maker.

cari baris sebagai berikut:

$_curr_year = $_curr_year+1;

Nah, ubahlah angka 1 dengan tahun aktif yang anda inginkan. Misl 10, maka tahun aktif yang ada adalah (jika sekarang 2009) sampai dengan 2019.

selamat mencoba.

semoga bermanfaat.

Sumber : http://purwoko.staff.ugm.ac.id/web/